Awal Yang Baik Dari Kehilangan
Salah satu perasaan yang cukup membuat manusia kelimpungan adalah sedih.
Sedih karena ada sesuatu yang hilang darinya. Sedih karena dirinya tak bisa begitu saja menerima semuanya.
Hari ini saya mendengar berita duka dari seorang bayi berumur dua bulan yang merupakan anak kedua dari seorang Ummahat. Sungguh.. Saya yang bukan kerabat langsung darinya begitu sedih mendengarnya. Bagaimana bisa kita baru bahagia, dan ternyata kebahagiaan itu langsung diambil?
Jujur, saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi ibu dari si bayi tersebut.
Sedih campur aduk dengan rasa harus pasrah dan percaya pada takdir Allaah. Qadarullaah wa maa syaa a fa'aalaa.
Ibrah yang saya ambil hari ini adalah rasa sedih itu sifatnya begitu mudah menggerogoti. Di satu saat kita sempat merelakan, disaat lain bisa saja kita teringat kembali dan merasakan rasa sakit itu lagi. Dan dari situlah kita memahami bahwa seharusnya kita lebih rela.. karena kehilangan orang yang kita sayang, sebenarnya juga untuk kebaikan si dia.
Allaah Ta'aalaa memanggilnya kembali, pasti karena alasan yang baik untuk kita. Entah kita sadari atau tidak. Entah kita terima atau tidak.
Kemungkinan besar pula, Allaah ingin mengajari kita, bahwa Ia lah Sang Mahakuasa. Walau seberapapun besarnya kekuatan kita untuk menahannya di dunia.
Sebab yang lain, bisa saja untuk ingatkan kita, bahwa kelak kita juga akan kembali menghadap-Nya, tanpa batasan umur, karena bahkan seorang bayi pun bisa meninggal dalam usia dua bulan.
Maka bagaimana bila kita mempersiapkan segalanya?
Mempersiapkan segala hal yang terbaik, untuk bertemu yang kita cinta; Rabbul Izzati. Agar tak ada sesal dalam dada. Agar kita termasuk orang-orang yang beruntung pula.
Allahumma inni as'allukal jannah..
Saudarimu karena Allaah,
12 Sya'ban 1438H.
Komentar
Posting Komentar