Is It Necessary?

Adanya masa sekarang karena tersedianya masa lalu.
Namun, apakah harus menceritakan masa lalu ketika sudah menjalani masa sekarang? Apakah harus mengenang masa lalu bersama banyak orang, untuk berubah di masa sekarang?

Tak jarang kita terlalu meremehkan arti berbicara.
Karena dianggap sudah berlalu, kita begitu mudah bercerita kemana-mana tentang masa lalu. Padahal Allaah Subhanahu wa Ta'aalaa sudah menutup tabir keburukan pada diri kita. Dia yang Mahasempurna sudah memberikan hidayah kepada kita.
Lalu mengapa malah kita membiarkan dosa kita dapat dilihat banyak mata dalam bentuk cerita?

Berbagi memang baik untuk memberikan ibrah (pelajaran) kepada yang mendengarkan. Tetapi bercerita lah dalam takaran yang seharusnya, disertai cara yang benar pula.
Karena diakui atau tidak, menceritakan masa lalu terlalu sering akan rentan membawa kita kembali pada masa itu. Disadari atau tidak. Secara lembut ataupun langsung tanpa rentang waktu yang dilewati.

Bagi saya pribadi, jauh lebih efektif untuk saling mendukung dan saling menasehati saja.
Mungkin bila ingin bercerita tentang pengalaman, hendaknya menghilangkan nama. Atau bisa juga dengan cara berdiskusi dengan topik tertentu.

Perlu waktu untuk membiasakan. Namun, waktu terus berjalan tanpa kita tahu akan berhenti kapan.
Jadi, bagaimana bila melakukan kebiasaan yang baik dari sekarang?

Allaahu yahdiik.
25 Jumadil Akhir 1438H.

Komentar